Piring mister atau piring nazar yang dipahami menjadi tempat untuk
berkomunikasi dengan Tuhan Allah lewat doa dan persembahan, juga
dipakai sebagai sarana perjumpaan dan komunikasi dengan para leluhur.
Pada sisi lain, piring persembahan ini sering digunakan untuk maksud
yang tidak benar seperti, menghakimi atau menyusahkan orang yang tidak
disenangi. Hal ini dilakukan dengan cara menuliskan nama orang itu pada
sehelai kertas putih, kemudian kertas itu digunakan untuk membungkus
mister atau nazar mereka.
Setelah itu, diletakkan dalam piring persembahan dan didoakan dengan
sunguh-sungguh, meminta Tuhan (atau pun leluhur?) untuk memberi
hukuman. Melalui piring mister atau piring nazar, manusia seakan-akan
mendesak Allah dan membujuk Allah agar mau memperhatikan dirinya.
Seringkali orang beranggapan bahwa persembahan yang diletakkan di
piring mister atau piring nazar adalah tradisi kristen, setelah terjadi proses
penginjilan di Maluku dan karena itu masih digunakan oleh orang Kristen
sampai saat ini. Tetapi melihat sikap dan perilaku masyarakat dalam
penggunaan piring mister atau piring nazar, yang menjadikannya sesuatu
yang sakral dan magi, diduga piring mister atau piring nazar menyimpan
pandangan dualistis yang tertanam dalam kehidupan kekristenan Maluku,
yaitu kepercayaan kepada Tuhan Allah dalam Yesus Kristus sesuai ajaran
iman kristen, tetapi juga kepercayaan kepada leluhur (tete nene moyang)
dalam pengaruh agama asli Maluku.
Buku ini akan mengupas tentang kajian Teologi Piring Mister, dengan
fokus pada budaya teologi di Balik Tradisi Piring Mister Masyarakat
Maluku. Banyak fakta dan kepercayaan masyarakat yang menarik untuk
diketahui.
Lebih banyak
Tentang Buku
118
Halaman
-
Menit
-
Kata
Penulis: Herry R Lekatompessy
ISBN: 978-623-329-953-4
Penerbit: CV. Literasi Nusantara Abadi
Diterbitkan pada bulan Juli 2022
Lebih banyak
Literasi Nusantara
0
Terjual
0
Lencana