Suasana di ruangan itu penuh dengan kekhawatiran dan ketegangan. Sun Yat-sen, pemimpin Republik China, dan Chiang Kai-shek, seorang jenderal kuat dari Kuomintang, duduk di ujung meja rapat yang panjang. Wajah mereka mencerminkan keperihatinan mendalam akan ancaman imperialisme Barat yang semakin kuat terhadap kedaulatan China.
"Imperialisme Barat terus merongrong keutuhan negara kita," ujar Sun Yat-sen dengan suara serius. "Kami perlu mengambil langkah-langkah yang kuat untuk melawan tekanan ini dan menjaga kemerdekaan kita."
Chiang Kai-shek menambahkan, "Kita harus menyatukan kekuatan kita untuk melindungi bangsa ini dari campur tangan asing. Tapi bagaimana kita melakukannya dengan efektif?”
Tiba-tiba, sebuah ide muncul dalam pikiran Sun Yat-sen. "Kita butuh simbol kekuatan dan persatuan. Seseorang yang bisa mewakili keahlian dan semangat kita. Wong Fei Hung, ahli kungfu yang terkenal, bisa menjadi perwakilan ideal kita."
Chiang Kai-shek mengangguk setuju. "Pendekatan simbolis seperti itu dapat memotivasi rakyat dan menunjukkan kepada dunia bahwa kita bersatu melawan imperialisme."
Sun Yat-sen melanjutkan, "Namun, kita perlu menyusun ujian yang sulit bagi Wong Fei Hung, agar pesan perlawanan kita tersampaikan dengan kuat kepada dunia. Kita perlu seseorang yang tangguh dan memiliki kekuatan mewakili Barat."
Chiang Kai-shek tersenyum, "John Doe dari Amerika bisa menjadi lawannya. Dia dikenal sebagai petarung handal dan dapat menjadi representasi yang baik."
“Baik, tidak peduli kucing hitam atau kucing putih, yang penting bisa menangkap tikus.” Kata Sun Yat Sen.