Nilai-nilai ideal pancasila yang menghargai kebhinekaan atau pluralisme, demokrasi, dan keadilan sosial justru terlihat semakin relevan dengan kondisi yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang. Salah satu kritikan pokok terhadap Pancasila adalah bahwa sebagai wawasan politik. Ia terlalu normatif untuk dapat menjawab persoalan-persoalan ekonomi dan sosial yang konkret seperti kemiskinan dan keadilan sosial. Pancasila dianggap lemah secara metodologi, apalagi kalau dibandingkan dengan ideologi seperti Marxisme, Sosialisme, Liberalisme, atau bahkan ekonomi Islam. Tetapi benarkah demikian? Karena Pancasila multitafsir maka tidak ada kesatuan tafsir, dan dengan demikian tidak ada kesatuan tindakan untuk diaplikasikan dalam sebuah program besar guna menata kehidupan berbangsa. Ini semua adalah akibat watak dari Pancasila yang dapat dilihat sebagai ideologi terbuka.