SINOPSIS
Sebuah kekaguman terhadap alam semesta kadang tak mampu diungkapkan secara lesan. Alam raya yang sangat murah hati (Bumi Turah Loma) dengan menyediakan berbagai sarana kehidupan bagi manusia, tertuang dalam sajak-sajak jawa ringan.
Geguritan merupakan luapan rasa yang terbungkus dalam diksi dan sastra sederhana. Pujian, harapan bahkan umpatan (hajirud) ringan tersampaikan dalam majas-majas kehidupan. Bahkan terluapkan dalam sebuah ajang atau event budaya.
Menggertak tak harus bicara keras (cocot codhot), memuja tak
harus bersimpuh, berharap tak harus meratap. Semua bisa disampaikan
dengan sebuah seni sesuai budaya khas kejawaannya.
Luapan seketikapun kadang tergumam dalam iringan irama syahdu karena
hati yang berbicara. Bahkan lebih menyentuh manakala mensyukuri nikmat
bukan hanya sebatas kata lugas, tetapi penuh dengan rasa hati melalui
irama pujian, sajak yang berawal dari coretan geguritan.
Buku ini mencoba memaknai alam semesta yang menginspirasi kita untuk
tidak buru-buru mengambil sikap, namun dengan santun menjiwai dan
menerapkannya dalam rasa hati. Sekali lagi untuk yang mencintai
“katresnan”