Pada dasarnya polemik tentang kepemimpinan kaum perempuan soal layak tidaknya kaum perempuan menjadi pemimpin, sebenarnya bukan terletak pada persoalan layak tidaknya kaum perempuan menjadi pemimpin, sebab sejarah telah membuktikan ada banyak perempuan yang telah berhasil membuktikan kualitas kepemimpinannya baik di bidang politik, kenegaraan maupun di bidang ekonomi dan di berbagai bidang kehidupan. Ditinjau dari sudut etos, potensi kaum perempuan sebagai pemimpin memiliki etos yang kuat, karena “spirit” perempuan mempunyai karakteristik, yaitu percaya diri, disiplin, bersikap tegas, bertenggung jawab terhadap pekerjaan, semua karakteristik ini nampak dengan jelas di dalam kepemimpinan tokoh-tokoh perempuan baik di dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru yang menjadi pokok pembahasan pada bab ketiga.