Umat Islam Indonesia tidak meragukan ketokohan dari sosok Sunan
Giri, baik sebagai tokoh agama (ulama), muballigh, pendidik, maupun
pemegang kekuasaan pemerintahan (Prabu Satnetra). Lebih dari itu
semua, beliau dikenal sebagai salah seorang penyebar Islam di pulau Jawa
khususnya, dan Nusantara pada umumnya. Namun, untuk mendapatkan
referensi yang utuh tentang biografi, perjuangan, dan sejarah dakwah Sunan
Giri agak tidak terlalu mudah. Hal ini dipengaruhi oleh banyak faktor, baik
faktor kurangnya sumber sejarah berupa manuskrip, dokumen, artefak,
maupun tulisan-tulisan sejarah lainnya, juga latar belakang dan sudut
pandang para penulis buku sejarah ikut mempengaruhi interpretasi dan
analisa sejarah. Sehingga muncul buku-buku sejarah, khususnya tentang
Wali Sanga, lebih khusus tentang perjuangan Sunan Giri yang masih utuh,
multi versi, dan multi analisis.
Demikian pula dengan panjangnya masa kolonialisme oleh bangsa-bangsa Barat (yang di dalamnya juga para orientalis-misionaris) terhadap
bangsa Indonesia ikut memperparah kesulitan penulisan dan pelurusan
sejarah khususnya sejarah Islam di Indonesia, karena bangsa-bangsa
xii
penjajah yang nota bene adalah para penyebar agama Nashrani di samping
perampas kekayaan bangsa terjajah. Di satu sisi mereka menguasai secara
politis, merampas secara ekonomi. Juga menyebarkan agama Nashrani
sebagai misionaris, maka muncul korelasi simetris antara motivasi
misionaris dengan “penenggelaman” keagungan Islam berikut para tokoh
yang telah memperjuangkannya.
Diterbitkannya buku SEJARAH PERJUANGAN DAN DAKWAH
ISLAMIYAH SUNAN GIRI oleh Lembaga Riset Islam Pesantren Luhur
Islam Sunan Giri (Lembaga Tinggi Pesantren Luhur Malang) pada tahun
1975 ini, kiranya dapat menambal sebagian lubang sejarah Islam yang
mengalami ‘bedah ing pinggir’ sebagaimana terurai di atas. Namun buku
sejarah yang pernah dijual bebas oleh Pengurus Ta’mir Masjid Jami’ Ainul
Yaqin Sunan Giri pada tahun 1970-an itu kini menjadi buku langka karena
kurang mendapat perhatian dari masyarakat luas, juga karena tak kunjung
terpikir untuk menerbitkan ulang.