Transportasi laut dan kapal sebagai alat angkutnya berperan penting dalam meningkatkan perdagangan dunia. Mayoritas barang perdagangan diangkut menggunakan alat transportasi laut. Peningkatan perdagangan menjadikan arus lalu lintas pelayaran menjadi meningkat, tetapi peningkatan ini tidak sejalan dengan keselamatan pelayaran. Terdapat risiko ketika kapal dalam pelayaran. Salah satunya adalah kapal mengalami tubrukan. Tubrukan kapal akan menimbulkan kerugian, seperti korban jiwa, luka-luka dan kerugian materil, serta hilangnya nyawa. Organisasi Maritim Internasional (IMO) telah mengeluarkan peraturan COLREG 1972 sebagai upaya untuk mencegah tubrukan kapal. Namun, hingga saat ini tubrukan kapal masih sering terjadi. Berdasarkan data Kesatuan Penjaga Laut dan Pantai (KPLP), terdapat 146 kasus tubrukan kapal yang terhadi di perairan laut Indonesia pada tahun 2010 hingga 2018. Berdasarakan data kecelakaan tersebut, maka penting menganalisis faktor penyebab tubrukan kapal, agar upaya pencegahan terhadap risiko dapat diberikan. Buku monograf ini dibuat berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis pada tahun 2019 hingga 2020. Penelitian ini menganalisis peran organisasi dalam kecelakaan tubrukan kapal dengan menggunakan metode House of Risk (HOR) fase 1. Dari hasil penelitian diperoleh akar penyebab penyebab kecelakaan kapal adalah perusahaan pelayaran yang tidak melakukan proses rekrutmen awak kapal dengan baik dan tidak memiliki program peningkatan kompetensi awak kapal, perusahaan pelayaran tidak menerapkan rencana pemeliharaan yang sesuai, lembaga pendidikan pelayaran/kepelautan yang tidak melakukan proses pendidikan sesuai IMO Model Course. Berdasarkan akar penyebab, diidentifikasi bahwa perusahaan pelayaran, dan lembaga pendidikan pelayaran/kepelautan memiliki peran dalam kecelakaan tubrukan kapal.