Pondok Pesantren Singa Putih Munfaridin ini terasa unik, menggabungkan antara tradisi salaf dan modern, mengasah kekuatan spiritual, intelektual atau kecerdasan dan sekaligus ketrampilan hidup. Demikian pula mereka yang dibina oleh pesantren Singa Putih ini tidak saja para santri, siswa madrasah tetapi juga membina masyarakat orang dewasa. Bahkan aneh, kyai dengan caranya sendiri menyadarkan terhadap orang-orang yang salah jalan di dalam menjalani hidupnya.

Luasnya cakupan masyarakat yang dibinanya, Pengasuh Pesantren Singa Putih, yaitu Kyai Syaifullah Arif Billah menggunakan sepanjang waktunya, siang dan malam untuk mengurus pesantrennya. Pengasuh pesantren ini tampak tidak saja mencurahkan kekuatan nalar dan tenaganya untuk pengembangan pesantrennya, tetapi juga harta dan kekuatan spiritualnya.

Sebagai bagian dari kegiatan spiritual, pada hari-hari tertentu, Kyai Syaifullah Arif Billah, menyendiri berada di tempat yang dipilihnya untuk memohon kepada Allah dan rasul-Nya, agar diberi petunjuk, bimbingan dan kekuatan untuk membesarkan pondok dan membimbing para santri dan masyarakat yang menjadi binaannya. Kyai ini dalam mendidik sangat disiplin, istiqomah, sabar, dan ikhlas. Beliau tidak merasa cukup hanya memerintah orang lain, tetapi selalu memberikan contoh dan ketauladanan.

Untuk memberikan wawasan yang luas kepada para guru/ustadz, santri, para siswa madrasah, dan masyarakat yang menjadi binaannya, kyai Syaifullah Arif Billah mengajak serta para tokoh, baik tingkat wilayah maupun nasional, pada hari-hari tertentu diundang hadir di pesantrennya. Kehadiran para tokoh dimaksud dipandang penting agar para santri dan siswa madrasah mengenal orang-orang yang telah memiliki nama karena karya-karya besarnya. Prof. Asep Syaefuddin, Gubernur Jawa Timur, Dahlan Iskan, dan banyak tokoh lainnya dihadirkan di lembaga pendidikan ini.

Sebagai pesantren salaf dan juga modern sekaligus yang diasuhnya, Kyai Syaifullah Arif Billah menginginkan agar para lulusan yang dihasilkan tidak saja mamiliki kedalaman dalam beragama, tetapi juga kemampuan memimpin masyarakat di berbagai bidang, baik agama, politik, ekonomi, social, ilmuwan, dan lain-lain. Lewat tulisan dalam buku ini dijelaskan secara rinci dan detail tentang apa, siapa, cita-cita besar, dan arah ke mana pesantren Singa Putih akan dikembangkan. Tentu, lewat buku ini pula, diharapkan agar selain menjadi bahan inspirasi bagi pengembangan lembaga pendidikan, juga agar memperoleh dukungan dari berbagai kalangan. Silahkan membacanya.

Prof. Dr. H. Imam Suprayogo