Sebuah pandangan dari Seyyed Hosein Nasr dalam buku yang berjudul In Search of the Sacred: A Conversation with Seyyed Hossein Nasr on His Life and Thought (Nasr, 2010) menjelaskan bahwa krisis lingkungan yang terjadi saat ini bukan disebabkan karena kurang canggihnya sebuah teknologi melainkan akar permasalahan yang bersumber pada pengejawantahan nilai-nilai filosofis dan religius dalam sikap dan tindakan manusia terhadap lingkungan. Sebuah studi (Aki, 2008) di Jepang melalui survei dari 2.625 responden dengan rata-rata validasi respon hingga mencapai 72,9% menunjukkan bahwa yang dibutuhkan untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan adalah pendidikan lingkungan dan usaha yang dilakukan setiap individu (Gambar 1). Sedangkan penegakan hukum dan pengembangan teknologi menduduki posisi ke-3 dan ke-4. Banyak teknologi yang diciptakan untuk mengatasi permasalahan lingkungan, seperti pencemaran udara, pencemaran air, timbulan sampah, dan sebagainya, namun laju kerusakan lingkungan ditengarai berlangsung lebih cepat dibandingkan dengan proses pemulihannya.