Dapatkah elang berlari sekencang rusa?  Adilkah menuntut rusa bisa terbang seperti elang? Jangan paksa rusa untuk terbang seperti elang, kaki kuat rusa yang akan patah. Jika peserta didik tidak suka membuat tulisan refleksi, biarkan ia merefleksikan kehadiran Tuhan dalam hidupnya melalui lagu yang ia cipta, lukisan tangannya, melalui film pendek yang ia buat. Kedekatan seseorang dengan Tuhan tak hanya dibatasi membaca Alkitab setiap hari dan laporan yang baik. Pikiran kita terbatas untuk menyelami kuasa Allah untuk setiap makhluk ciptaanNya. DIA selalu punya cara, jadi mari berpikir baik tentang DIA, Pencipta kita.

Paulo Freire mengingatkan kita sebagai guru, Adakah budaya bisu di dunia Pendidikan Agama Kristen selama ini. Peserta didik seperti “spon” yang menerima semua materi yang diberikan guru, dihafalkan agar nilai ulangannya bagus. Tak ada proses pembelajaran yang memerdekakan peserta didik sebagai manusia ciptaan Tuhan yang mulia. Seharusnya pembelajaran Pendidikan Agama Kristen mengajak setiap peserta didik dapat mendengarkan suara dirinya, mengenal Tuhan secara pribadi, menemukan “pasion” dirinya dari Tuhan.  Sadar dan kritis akan realita yang dihadapi saat ini. Bisa berdiri tegak dan memutuskan tindakan tepat yang ia ambil dengan bijak, dan tidak mempersalahakn pihak lain saat kemalangan menerima dirinya, apalagi menyalahkan Tuhan.

Buku antologi ini menjadi cermin bagi setiap guru, sudahkah kita merdeka dalam belajar dan mengajar. "Menyesali nasib tidak akan mengubah keadaan. Terus berkarya dan bekerjalah yang membuat kita berharga." ~ Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Mari merubah dunia, dengan merubah diri kita terlebih dahulu. Mari membuat setiap nafas hidup ini berharga, dengan bekerja dan berkarya sebaik mungkin. Karena rejeki itu buka hanya soal uang tapi binar mata bahagia orang tercinta asalah sebuah rejeki hidup yang luar biasa. Merdekakan dirimu, merdekakan cara mengajarmu dan merdekakan peserta didikmu....