Islam menyebar dan berkembang melalui dakwah para walisongo dan
ulama-ulama sezamannya. Walisongo menyebarkan dan mengembangkan agama
Islam di tanah Jawa melalui jalan damai agama, kondisi sosial, dan
budaya masyarakat. Adanya akulturasi, sinkretisasi atau perpaduan antara
kondisi sosial, budaya dan spirit serta nilai-nilai keagamaan yang
dibawa oleh walisongo, maka Islam cepat menyebar dan berkembang di Tanah
Jawa. Bahkan sampai saat ini, Islam menjadi agama mayoritas penduduk
Jawa.
Salah satu media yang digunakan oleh walisongo untuk menyebarkan dan
mengembangkan agama Islam adalah masjid. Walisongo membangun masjid
tidak hanya sebagai tempat ibadah, tetapi juga sebagai tempat dan sarana
yang mewakili kondisi sosial dan budaya masyarakat. Selain digunakan
sebagai tempat ibadah, masjid juga digunakan sebagai tempat berdiskusi
dan bermusyawarah antara penguasa, ulama dan rakyat. Masjid juga
berfungsi sebagai tempat melangsungkan acara atau kegiatan. Pentingnya
fungsi masjid bagi masyarakat, maka walisongo membangun masjid juga
melibatkan masyarakat, mulai dari karakteristik yang harus ada dalam
masjid tersebut sampai hal-hal yang harus dikerjakan oleh masyarakat
untuk pembangunan masjid.
Masjid peninggalan kerajaan Islam di Jawa menjadi simbol kebesaran
Islam di Jawa, juga menjadi simbol kebesaran kerajaan Islam di Jawa pada
saat itu. Masjid mempunyai karakteristik yang mencerminkan
simbol-simbol tersebut. Karakteristik masjid peninggalan kerajaan Islam
di Jawa memadukan antara nilai-nilai agama, sosial dan budaya
masyarakat.
Buku ini mengungkapkan sisi karakteristik masjid-masjid peninggalan
kerajaan Islam di Jawa dan mitos-mitos yang terkait dengannya. Hal ini
tentu menarik untuk dibaca dan diteliti.